Bagi masyarakat Indonesia, penyakit diare tentu merupakan penyakit yang sudah dianggap biasa saja. Padahal penyakit yang satu ini sebenarnya memiliki bahaya yang tidak main-main. Ancaman paling nyata dan paling mengerikan tentu saja yaitu risiko kematian, karena orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh yang sangat banyak. Kehilangan cairan tubuh inilah yang berujung pada dehidrasi parah.
Diare juga kerap kali terjadi pada ibu yang sedang hamil, baik pada usia kehamilan muda maupun kehamilan tua. Jika situasi seperti itu terjadi maka harus segera dilakukan tindakan lebih lanjut untuk mengobatinya. Karena bahaya-bahaya seperti hal-hal berikut ini dapat mengintai para ibu hamil yang mengalami diare.
- Minimnya volume air ketuban
Air ketuban merupakan salah satu aspek penting dalam masa kehamilan. Karena air ketuban seolah merupakan pelindung bagi si janin selama berada di dalam kandungan. Apabila volume air ketuban dianggap sangat rendah atau minim, hal itu tentu sangat berbahaya.
- Memicu kelahiran prematur
Diare juga dapat menyebabkan kelahiran prematur, lagi-lagi akibat dari kurangnya cairan tubuh. Kelahiran prematur ini tentu bukan kondisi kelahiran yang diharapkan, mengingat kondisi bayi yang sebetulnya belum siap lahir terpaksa harus segera lahir.
- Tekanan darah si ibu hamil menjadi rendah
Tekanan darah seorang ibu hamil yang mengalami diare biasanya cenderung menjadi lebih rendah. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan karena si ibu hamil dapat tiba-tiba kehilangan kesadaran alias pingsan.
- Dapat menyebabkan keguguran
Meski bukan sebagai penyebab langsung, tetapi apabila dalam upaya mengobati diare yang dialami ibu hamil menggunakan obat-obatan yang cukup keras dapat menyebabkan keguguran. Itulah mengapa banyak sekali yang mewanti-wanti para ibu hamil agar tidak sembarang mengonsumsi obat diare.
Diare pada ibu hamil bisa terjadi pada masa awal kehamilan maupun masa mendekati waktu persalinan. Yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil ketika mendapati tanda-tanda diare pada dirinya adalah segera berkonsultasi dengan dokter. Sebisa mungkin diupayakan untuk tidak mengonsumsi obat pereda diare tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.