Bunga edelweis merupakan bunga yang acap kali dijadikan sebagai ikon bagi para pendaki gunung. Tumbuh di dataran tinggi antara 1700 sampai 2700 meter di atas permukaan laut, edelweis memang umumnya ditemukan di pegunungan. Mereka bisa tumbuh meski di tanah tandus, termasuk lereng gunung yang penuh bebatuan sekalipun.
Mengenal Edelweis Lebih Dekat
Bunga yang mempunyai nama lain anaphalis javanica ini adalah satu satu tanaman endemik, yang mana mereka biasanya tumbuh dengan subur di daerah pegunungan di dalam negeri. Bunga satu ini memiliki hormon yang dapat mencegah kelopak bunganya tidak rontok. Itulah mengapa edelweis memiliki julukan sebagai bunga abadi.
Apabila disimpan dengan benar, edelweis bahkan mampu bertahan hingga berbulan bulan lamanya meskipun telah dipetik. Umumnya, kelopak bunganya sendiri mekar pada sekitar bulan April sampai dengan bulan Agustus. Bunga satu ini memang membutuhkan suhu dan kelembapan tertentu agar dapat berkembang.
Namun seperti yang telah disinggung di awal, edelweis uniknya mampu tumbuh dengan baik meskipun pada tanah yang tandus. Bahkan pada lereng gunung yang penuh dengan bebatuan sekalipun. Apalagi proses perkembangbiakan edelweis terjadi dengan memanfaatkan angin.
Angin akan menerbangkan serbuk sari bunga, sehingga serbuk sari tersebut bisa jatuh dan tumbuh di media yang tepat. Biasanya jenis bunga ini bisa ditemukan di dataran tinggi seperti pegunungan, dengan ketinggian sekitar 1700 sampai dengan 2700 meter di atas permukaan laut.
Nama edelweis sendiri berasal dari bahasa Jerman yaitu edel dan weiss, yang masing masing mempunyai arti mulia dan juga putih. Indonesia sendiri mempunyai sejumlah pegunungan dengan hamparan edelweis yang luas, seperti Gunung Semeru, Gunung Pangrango, Gunung Gede, Gunung Papandayan, Gunung Lawu, dan Gunung Rinjani.
Adapun ciri ciri dari edelweis bisa dilihat secara visual melalui bentuk batang, daun dan juga bunganya. Pada bagian batang, edelweis tertutupi kulit yang cenderung kasar dan memiliki celah. Daunnya berbentuk lancip dan linear, dengan lebar sekitar 0,5 cm dan panjang kurang lebih berkisar antara 4 sampai dengan 6 cm.
Secara umum, daun edelweis memiliki bulu berwarna putih halus yang mirip dengan wol. Sedangkan pada bagian bunganya terdapat 5 sampai 6 kepala bunga pada masing masing tangkai. Kepala bunganya sendiri mempunyai ukuran kurang lebih 5 mm, yang disekelilingnya terdapat daun daun muda. Kelopak bunganya berwarna putih dan bagian kepala bunga berwarna kuning.
Fakta Menarik Mengenai Edelweis
-
Ditemukan Ilmuwan Asal Jerman
Orang pertama yang menemukan edelweis adalah seorang ilmuwan asal Jerman. Mungkin itulah mengapa penamaannya pun diambil dari bahasa Jerman. Edelweis terdiri atas dua kata yaitu edel yang berarti mulia, dan weiss yang berarti putih. Nama tersebut disematkan untuk bunga ini karena warnanya putih dan dianggap sebagai bunga yang mulia.
Pertama kali, bunga satu ini ditemukan oleh Caspar Georg Karl Reinwardt pada tahun 1819 di lereng Gunung Gede, Provinsi Jawa Barat. Jadi usia penemuannya sudah lebih 200 tahun yang lalu. Setelah ditemukan, edelweis pun langsung diteliti kembali lebih lanjut di tahun yang sama oleh Carl Heinrich Schultz.
-
Tercetak di Logo Perangko
Dianggap sebagai salah satu tanaman endemik di Indonesia yang paling populer, edelweis dianggap sebagai spesies yang terancam punah di samping keindahannya yang begitu mempesona. Sehingga sebagai bentuk upaya pelestariannya, edelweis dijadikan sebagai simbol pada perangko kantor pos Indonesia.
Kantor pos Indonesia sendiri mulai mencetak gambar edelweis pada perangko di tahun 2003. Desain perangko yang menggunakan gambar bunga satu ini, menunjukkan keindahan yang minimalis serta anggun. Karena keindahan edelweis memang tidak hanya terpancar secara langsung saja, melainkan sudah terlihat begitu cantik meski hanya dari gambar.
-
Tumbuh di Berbagai Negara
Meski disebut sebagai tanaman endemik di Indonesia, nyatanya bunga edelweis juga bisa ditemukan di beberapa negara lain. Akan tetapi, jenis edelweis yang tumbuh di luar negeri mempunyai penampilan yang sedikit berbeda dari edelweis di Indonesia. Di Indonesia, jenis edelweis yang banyak ditemukan yaitu anaphalis javanica.
Sementara edelweis di luar negeri disebut leontopodium alpinum. Bentuk dari bunga ini berupa ribuan kuncup bunga, dan terdapat sekitar 10 kepala bunga dengan daun beludru berwarna putih yang mengelilinginya. Leontopodium alpinum ini banyak ditemukan di Pegunungan Alpen, dan mekar sekitar bulan Juni sampai September.
Sementara untuk jenis edelweis anaphalis javanica mempunyai mahkota yang berbentuk bulat dan tidak runcing, dengan ratusan kuncup bunga kecil. Umumnya, kuncup bunga berwarna putih dan bagian tengahnya dihiasi warna kuning dengan kepala bunga terdapat di bagian tengah tersebut. anaphalis javanica biasanya tumbuh di musim hujan atau sekitar bulan April sampai September.
Sejumlah negara yang memilikinya antara lain Jerman, Swiss, Bulgaria, Prancis, dan Italia. Dan sama seperti di tanah air, edelweis di luar negeri pun termasuk sebagai salah satu tanaman yang dilindungi. Sehingga masyarakat tidak diperkenankan untuk sembarangan memetik edelweis.
-
Dijadikan Bunga Nasional Austria
Jenis edelweis leontopodium alpinum yang paling banyak ditemukan di Pegunungan Alpen, dijadikan sebagai bunga nasional di negara Austria. Bentuknya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdiri atas ribuan kuncup bunga dengan kepala bunga berjumlah sekitar 2 sampai 10 buah yang dikelilingi oleh daun beludru putih.
-
Kepemilikan Edelweis Diatur Dalam Undang Undang
Di Indonesia maupun sejumlah negara di Eropa, edelweis termasuk salah satu tanaman yang dilindungi. Sehingga kepemilikan bunga satu ini telah diatur di dalam Undang Undang No. 5 th. 1990 ayat 1 dan 2 pasal 33, tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem. Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa memetik edelweis secara sembarangan akan berujung denda hingga ancaman pidana.
Sebagai contoh, di Gunung Gede Pangrango yang merupakan kawasan konservasi, apabila ada pendaki yang kedapatan memetik bunga satu ini maka akan didenda paling banyak Rp. 100 juta dan dipenjara paling lama lima tahun. Pihak basecamp Gunung Prau pun mewajibkan para pendaki untuk mengganti sekitar 100 kali lipat, apabila ketahuan memetik atau merusak edelweis.
-
Budidaya Edelweis
Kepemilikan edelweis memang telah diatur secara resmi di dalam undang undang, dan para pendaki dilarang keras untuk memetik bunga tersebut secara sembarangan. Meskipun demikian, edelweis ternyata juga telah dibudidayakan oleh para petani lokal. Dan hal tersebut dilakukan secara legal, sehingga masyarakat yang menyukai edelweis bisa membelinya dari para pembudidaya ini.
Para petani sendiri melakukan budidaya edelweis dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji serta tersebar sekitar pohon inangnya. Bunga ini ditanam pada media berpasir atau tanah liat berkapur yang mempunyai pH antara 4 sampai 7. Para petani edelweis banyak ditemukan terutama di daerah dataran tinggi, seperti Bromo dan Dieng.
Jadi, masyarakat tidak perlu mengambil risiko dan melanggar peraturan pemerintah jika ingin memiliki bunga edelweis secara pribadi. Edelweis yang dijual oleh para petani pun tidak kalah cantik. Bahkan bisa ditemukan pula edelweis dengan warna pink, ungu, hingga biru lantaran diberi zat pewarna oleh para petani supaya makin cantik.
-
Dikenal Sebagai Bunga Abadi
Sebagian besar masyarakat pastinya sudah tidak asing lagi dengan fakta satu ini. Bunga abadi memang merupakan salah satu julukan untuk edelweis. Tidak sekadar julukan semata, bukan tanpa alasan kenapa edelweis disebut demikian. Pasalnya bunga satu ini mempunyai waktu mekar yang cenderung lama.
Konon, waktu mekar edelweis sampai dengan 10 tahun lamanya. Selain itu, tanaman satu ini juga mempunyai hormon etilen yaitu hormon yang mampu mencegah kerontokan pada kelopak bunganya. Sehingga tidak heran jika edelweis dapat mekar dalam waktu yang lama, terlebih jika ditanam atau disimpan dengan cara yang tepat.
-
Banyak Dihinggapi Serangga Ketika Mekar
Edelweis tidak hanya menarik perhatian pada saat waktu mekarnya saja. Namun bunga satu ini juga menjadi primadona dan mampu menarik perhatian selama mekar. Pasalnya, ada sekitar 300-an lebih serangga ditemukan hinggap pada kelopak edelweis saat masa itu tiba. Mulai dari kupu kupu, lebah, lalat, sampai berbagai jenis serangga lainnya.
-
Cara Bertahan Hidup yang Kuat
Edelweis memang secara umum tumbuh di ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut, akan tetapi bunga ini juga mampu bertahan hidup pada kondisi tanah yang tandus. Salah satu alasan kenapa tanaman tersebut mampu bertahan hidup dengan kuat yaitu karena kemampuannya membentuk mikoriza.
Adanya mikoriza bisa membantu tanaman memperluas wilayah penyerapan akar akarnya. Sehingga pencarian zat hara untuk tanaman pun bisa lebih maksimal untuk pertumbuhannya. Ketika tumbuh dengan baik, edelweis bisa mencapai ketinggian 2 meter. Dan pada kondisi tertentu, mereka bahkan bisa tumbuh sampai 8 meter atau seukuran kaki manusia.
-
Sebagai Pengobatan Tradisional
Selain mempunyai tampilan yang begitu cantik ketika dipandang, edelweis ternyata juga mempunyai beragam manfaat untuk kesehatan. Bahkan berbagai pengobatan tradisional sejak zaman dahulu telah banyak menggunakan tanaman satu ini. Bagian yang diolah untuk obat herbal berbagai penyakit yaitu bagian bunga, daun, juga batangnya.
Beberapa penyakit yang diyakini bisa teratasi menggunakan obat herbal dari edelweis antara lain reaksi alergi, sakit perut, serta penyakit gangguan saraf seperti alzheimer. Akan tetapi, belum dibuktikan lebih jauh apakah edelweis yang diperjualbelikan melalui budidaya bisa digunakan untuk hal serupa atau tidak.
Selain itu, pengobatan tradisional dari edelweis dulu banyak dilakukan sebelum bunga satu ini dianggap hampir punah. Sehingga saat ini tidak banyak orang yang menggunakannya untuk membuat obat herbal. Jika anda ingin mencobanya, sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau yang ahli di bidangnya.
Filosofi Edelweis
Di balik berbagai fakta menarik dari bunga edelweis, filosofi atau makna dari bunga satu ini juga sangat menarik untuk dibahas. Sebab edelweis kerap disebut sebagai bunga perjodohan dan melambangkan cinta sejati. Bunga cantik ini menunjukkan bahwa cinta sejati itu memerlukan pengorbanan, kesungguhan, serta perjuangan untuk mendapatkannya.
Sama seperti bunga tersebut yang tidak bisa diperoleh dengan mudah. Itulah mengapa edelweis dianggap sebagai bunga yang cocok untuk diberikan kepada kekasih hati, sebagai bentuk pernyataan cinta. Akan tetapi, pastikan bunga yang diberikan bukan diperoleh dari memetik di atas gunung, melainkan anda bisa membelinya dari para pembudidaya lokal.
Edelweis memang menjadi salah satu bunga yang begitu menarik untuk dibahas. Karena tidak hanya mempunyai tampilan yang rupawan, namun bunga satu ini juga memiliki sederet fakta menarik yang penting untuk diketahui. Terlebih sekarang bunga abadi tersebut termasuk sebagai tanaman yang dilindungi, sehingga informasi di atas diharapkan bisa sedikit mengedukasi.