Masjid Agung Demak merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Raden Patah pada abad ke -15.Ternyata, terdapat banyak versi terkait tahun pendirian masjid agung ini.Pertama, Raden Patan mendirikan salah satu masjid tertua di Jawa Tengah ini dengan bantuan Walisongo.Pada kala itu Walisongo tengah menyebarkan dakwah Islam di wilayah Jawa Tengah.
Sedangkan versi yang lainnya, masjid agung ini berdiri ketika Islam mulai berkembang di Jawa Tengah seiring keruntuhan Majapahit.Majapahit sendiri ialah kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara.Maka dari itu, tidak diherankan lagi jika arsitektur Masjid Agung Demak mengandung banyak unsur akulturasi.Mulai dari unsur akulturasi budaya lokal Jawa, Hindu-Buddha, dan Islam.
Semua unsur itulah yang menjadi ciri khas sekaligus keunikan arsitektur bangunan Masjid Agung Demak. Seperti, atap tumpang punden berunduk yang menunjukkan hasil budaya lokal prasejarah di Indonesia. Kemudian, atap tumbeng ganjil yang sama dengan tingkay bangunan pura Hindu berjumlah 3-11 tingkat. Selain itu, bentuk meru segitiga sebagai lambang persemayaman dewa dalam kepercayaan Hindu.
Sedangkan budaya Islam dilihat dari fungsinya sebagai tempat ibadah umat Islam dan beberapa ornamen yang disematkan di dalam masjid Agung tersebut.Konon, masjid agung ini dahulunya adalah tempat berkumpulnya Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.Hal inilah yang menadasri Demak mendapat Sebutan kota Wali
Masjid Agung Demak terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak.Lokasi masjid ini tepat di alun-alun dan pusat keramaian Demak, sehingga tidak sulit untuk ditemukan.