Pada awal tahun 2020, dunia tengah dilanda kepanikan akibat serangan virus mematikan bernama COVID 19. Dampak kerugianya pun bukanlah main main, mulai sektor ekonomi hingga sektor pendidikan pun turut terombang ambing tanpa ada kejelasan. Pasalnya masyarakat dihimbau karantina mandiri untuk memutus rantai penularan lebih cepat. Memasuki era new normal, pelajar di Ciamis kembali masuk sekolah dengan sistem daring.
Imbas Pandemi Global Terhadap Aktifitas Harian
Tingginya kasus penambahann pasien COVID 19, masyrakat dihimbau melakukan karantina. Namun sejak itu pula aktifitas penduduk dunia mulai berbeda, bahkan cenderung dilanda ketakutan setiap harinya. Tidak lagi terlihat keceriaan anak anak belajar, para pedagang menjadi sepi orderan, jalanan tampak sepi karena banyak yang memilih diam di rumah, siang tampak lebih sunyi, dan masih banyak lagi.
Kurva kasus positif corona belum kunjung menurun dalam beberapa bulan terakhir, membuat masyarakat mulai resah akan keberlangsungan hidup di masa mendatang. Berbagai aktifitas terpaksa dihentikan atau bahkan dikurangi, sedangkan warga yang tidak memiliki kepentingan di luar diharuskan karantina mandiri. Aktifitas pencegahan ini dianggap efektif memutus rantai penularan, walaupun harus ada beberapa dikorbankan.
Hingga pada titik dimana masyarakat tidak bisa diam menunggu kasus reda, kini masyarakat ditawarkan dengan era new normal sebagai gantinya. Sesuai dengan julukan yang diberikan, seluruh aktifitas di luar ruangan tidak lagi sama seperti dulu lagi. Mengenakan sejumlah alat pelindung diri seperti masker hingga hand sinitizer sebagai langkah pencegahan. Berkat new normal ini, masyarakat mulai diajak mengikuti gaya hidup bersih dan sehat.
Tidak ingin berdiam di tempat, pemerintah menghadirkan new normal sebagai solusinya. Disebut new normal, sebab semua aktifitas yang dilakukan tidak akan pernah sama. Agar era baru ini berjalan lancar, masyarakat harus mematuhi peraturan protokol kesehatan. Begitu pula dengan proses belajar mengajar, yang kini tidak lagi sama.
Proses Belajar Mengajar Lewat Daring
Setelah lama tidak bertemu dengan teman teman di bangku sekolah, hari yang ditunggu pun tiba. Pasalnya pada tanggal 13 Juli 2020 kemarin, para pelajar di Ciamis mulai menjalani proses belajar mengajar. Meski dikatakan hari perdana masuk sekolah saat pandemi masih berlangsung, nyatanya tidak terlihat satu pun pelajar berdatangan ataupun melihat aktifitas belajar mengajar. Pasalnya semua aktifitas tersebut dilakukan dengan sistem daring.
Kabar tersebut dibenarkan langsung oleh DR. H. Tatang selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis. Sesuai dengan peraturan yang tertulis pada Surat Edaran nomer 4 tahun 2020, yang menyatakan jika tidak ada kegiatan belajar mengajar dengan bertatap muka. Meski telah turun peraturan tersebut, pihak sekolah harus tetap menjalankan masa pengenalan lingkungan sekolah.
Inilah alasan mengapa sekolah sekolah masih tampak sepi seperti sejak awal wabah menyerang walaupun sudah memasuki ajaran baru. Meski demikian sekolah tidak benar benar lumpuh tanpa aktifitas apapun, pasalnya masih terlihat beberapa orang tua tengah melakukan daftar ulang bagi siswa baru ataupun hanya sekedar pembagian buku untuk memudahkan para siswa siswi memahami materi yang disampaikan.
Sekolah memang tidak ramai dengan suara anak anak tengah bercanda ria ataupun sekedar menjawab pertanyaan dari gurunya. Sebagai gantinya, sejumlah guru SMP disibukkan dengan persiapan berbagai tugas untuk kelancaran MPLS secara daring. Berbeda dengan cerita para guru pengajar sekolah dasar, yang justru tengah disibukkan dengan persiapan ย pembagian kelompok bagi siswa baru sesuai dengan lokasi tempat tinggalnya.
Berkat adanya pengelompokkan ini, para guru harus bekerja ekstra agar semua anak didiknya mendapatkan ilmunya. Pasalnya para guru harus datang terlebih dahulu ke sekolah, sebelum akhirnya diberikan tugas untuk menyebar dan mendatangi para siswa sesuai dengan zonasi yang sudah disebutkan sebelumnya. Walaupun terkesan melelahkan, untuk sementara cara ini bisa menjadi alternatif terbaik dibandingkan tidak melakukannya sama sekali.
Bukan hanya para pelajar di Ciamis saja yang merasakan sensasi baru belajar lewat sistem daring, namun para guru juga dituntut terbiasa dengan sistem baru tersebut. Diperlukan waktu untuk mahir dan terbiasa melakukannya, dengan begitu proses belajar mengajar bisa dilakukan. Sebagian orang merasa mudah beradaptasi dengan sistem baru ini, namun ada pula yang memerlukan waktu sedikit lebih lama agar terbiasa.
Berdasarkan pemaparan yang kami peroleh dari Berita Ciamis, diketahui bahwa hari pertama masuk sekolah tidak terjadi proses belajar mengajar. Pernyataan ini semakin diperkuat dengan adanya kesaksian dari salah satu pelajar bernama Ayu Yuliana dari SDN 4 Kertasari Ciamis, yang menyatakan hal yang serupa. Diharapkan ke depannya, sistem ini bisa menjadi solusi terbaik agar para pelajar tetap mendapatkan ilmu yang diperlukan.
Lalu apa yang dilakukan pada hari pertama sekolah ? Pada hari bersejarah ini, para pelajar kelas 1 SD akan mendapatkan informasi terkait pembagian kelompok guru keliling. Sedikit berbeda dengan kakak kelas di atasnya yang berada di tinggak kelas 2 hingga 6 SD, dimana mereka hanya dibaikan buku tema untuk dipelajari. Beberapa buku tersebut pun diserahkan langsung kepada orangtua siswa saat datang ke sekolah.
Yang dahulunya proses pembelajaran terjadi di sebuah ruangan dimana peserta didik tengah duduk manis mendengarkan sembari mencatat, kini pemandangan tersebut tidak lagi terlihat. Sebagai gantinya, para guru akan menyapa anak didik tercintanya lewat perangkat elektonik. Tatap muka melalui perantara inilah yang menghadirkan nuansa berbeda dari proses pembelajaran pada umumnya.
Untuk bisa melakukan proses pembelajaran baru ini, para pelajar harus memiliki setidaknya alat elektronik seperti laptop ataupun smartphone mumpuni yang terhubung ke internet. Disinilah letak permasalahan baru mulai muncul, pasalnya tidak semua hunian dilengkapi dengan WiFi pribadi sehingga para pelajar di Ciamis harus memastikan kuota datanya masih sisa banyak agar bisa saling bertukar informasi.
Memasuki new normal, masyarakat mulai berbenah agar segala aktifitas kembali lancar seperti sebelumnya. Tidak terkecuali pada sektor pendidikan, dimana para guru harus terbiasa dan mahir menggunakan teknologi agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Termasuk sebagai cara baru, meski demikian tidak menyurutkan minat para pelajar untuk belajar kembali dengan teman temannya layaknya ketika masuk di hari sekolah biasa.