Penting! Berikut Penanganan Fimosis Pada Bayi yang Perlu Bunda Ketahui

Hai Bunda, apakah Bunda tahu mengenai Fimosis? Fimosis merupakan keadaan pada bayi laki-laki dimana kulup alat vital masih menempel. Kondisi ini umumnya wajar dan akan menghilang seiring anak beranjak dewasa. Namun ada saat dimana kondisi ini bisa mengganggu kesehatan bayi seperti susah buang air kecil, perih, dan juga komplikasi lainnya. Berikut penanganan fimosis pada bayi agar tidak berakibat fatal.

Cara Mencegah Fimosis pada Bayi

Berikut beberapa tips untuk Bunda.

  • Kurangi Penggunaan Diaper

Cara pertama ialah dengan mengurangi penggunaan diaper. Jika Bunda tidak banyak membawa bayi kemana-mana dan sebagian besar waktunya dihabiskan dirumah, sebaiknya gunakan popok kain biasa. Diaper dapat mengganggu sirkulasi udara pada kulit dan juga menghambat gerak bayi. Diaper yang memiliki ukuran tidak sesuai juga bisa memberikan tekanan yang tidak sehat pada bayi. Jadi, penggunaan diaper cukup digunakan jika Bunda akan membawa si kecil keluar rumah.

  • Hindari Sabun & Bedak Mengandung Pewangi

Wangi bayi biasanya akan semakin harum jika Bunda memakaikan sabun dan bedak dengan aroma lembut. Namun sayangnya tidak semua bedak dan sabun aman bagi bayi. Penggunaan pewangi pada produk bayi bisa berpotensi memperparah Fimosis pada bayi karena kulit bayi yang masih sensitif. Sebelum membeli produk bayi Bunda bisa mengecek keamanannya dari kode BPOM, tanggal kadaluarsa, dan usahakan pilih yang tanpa pewangi agar lebih aman untuk si kecil.

  • Memilih Sunat Lebih Awal

Cara ini tidak hanya sebagai simbol agama namun secara medis ternyata membantu agar Fimosis tidak berubah membahayakan bagi anak laki-laki. Secara medis, sunat atau khitan bisa membantu agar fimosis bisa segera reda dan tidak dibawa sampai dewasa. Cara ini perlu mendapat bimbingan dan juga rekomendasi dari dokter terlebih dahulu mengingat pada anak kecil prosesi ini akan membutuhkan operasi tertentu.

Itulah beberapa cara penanganan fimosis pada bayi yang mudah dan mampu mencegah bayi dari komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ini. Jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Semoga bermanfaat.

 

 

 

 

 

 

Scroll to Top