Ragam Tradisi Khas Indonesia Menggunakan Daun Sirih

 

Memiliki nama latin betel leaf, daun dari sirih menjadi ramuan khas masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang masih menerapkan kebiasaan ini dengan mengunyahnya lengkap dengan campuran sepotong pinang areca, sejumput bubuk kapur, lalu dibungkus dengan daun dari sirih tunggal dan dikunyah. Hasil kunyahan ini menghasilkan pewarnaan pada bibir, gusi, dan ludah yang khas dengan pewarnaan seperti jus buah naga yang akhirnya menghitamkan gigi secara permanen karena kapur bersifat mengikis massa gigi.

 

Tradisi lain dari Indonesia yang memangfaatkan daun dari sirih adalah untuk membuat racikan jamu lokal yang populer (obat tradisional). Jamu tersebut biasanya terdiri dari jus daun dari sirih, jus kunyit (curcuma), jus jeruk nipis, jus jahe (Zingiber officinale), dimaniskan dengan gula merah (gula merah) atau madu sering ditemukan di sini. Banyak masyarakat Indonesia yang mempercayai bahawa itu adalah minuman menyegarkan yang nikmat, terutama diminum saat suhu udara dingin. Selain itu, jamu ini dipercaya membuat badan lebih segar dan imunitas tubuh bertambah.

 

Daun dari sirih juga dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kulit. Biasanya segenggam daun dicincang dan direbus selama lima menit. Selanjutnya aiir rebusan daun bisa diminum maupun diusapkan ke dareh kulit yang ingin dibersihkan. Sayangnya, meminum air ini menurut kebanyakan orang rasanya tidak enak sehingga jamu adalah cara yang jauh lebih baik untuk menelannya. Tradisi lainnya juga ada yang mencampurkan jus dari daun dengan sedikit madu, lalu dioleskan pada kulit untuk mendapatkan halis yang lebih bermanfaat untuk memperbaiki beberapa masalah kulit tubuh maupun wajah.

 

Analisis daun dari sirih menunjukkan bahwa daun tersebut mengandung kelembaban 85,4 persen, protein 3,1 persen, lemak 0,8 persen, mineral 2,3 persen, serat 2,3 persen dan karbohidrat 6,1 persen per 100 gram. Kandungan mineral dan vitamin lainnya adalah kalsium, karoten, tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C. Daunnya juga mengandung tanin, gula, dan diastasis, serta minyak atsiri. Minyak ini adalah cairan aromatik kuning muda dengan rasa tajam. Daun ini mengandung fenol yang disebut chavicol sehingga memiliki sifat antiseptik yang kuat.

 

Scroll to Top